BAB
II
Latar Belakang Kitab 2 Korintus
Surat 2 Korintus adalah bagian dari surat-menyurat Paulus dengan
orang-orang Kristen di Korintus yang berhasil dilestarikan. Andaikan memiliki
seluruh kumpulan surat-menyurat, termasuk pesan-pesan yang dikirimkan kepada
para rasul dari Korintus, tentu akan lebih mampu memahami mengapa Paulus
menulis seperti yang ia lakukan dalam surat tersebut. Namun kenyataannya, hanya
memiliki potongan-potongan dari sebuah dialog yang menjadi argumen. Untuk
mengikuti argumen ini harus berusaha merekonstruksikan hubungan-hubungan yang
berubah-berubah antara rasul tersebut dengan jemaat di Korintus.[23]
Selama Paulus tinggal di Efesus ia tetap memelihara hubungan dengan
jemaat-jemaat di Akhaya yang dibangunnya pada perjalanan sebelumnya. Gereja di
Korintus merupakan suatu masalah yang
merepotkan dirinya karena ketidakstabilan kerohanian. Sebagian besar tersebar
di Korintus dari anggota jemaat adalah bukan orang Yahudi yang tidak pernah
dididik dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, dan yang latar belakang religius
serta moralnya sangat bertolak belakang dengan norma-norma Kristiani, banyak
hal yang harus diajarkan kepada mereka sebelum mereka mencapai kedewasaan
rohani (1 Kor. 3:1-3).[24]
Pelayanan Apolos di antara mereka sangat membantu dalam banyak hal.
Caranya mengajar dan menyampaikan kebenaran menarik hati orang-orang di
Korintus. Yang terutama sangat
bermanfaat untuk menghadapi orang-orang Yahudi, karena ia sangat memahami
Perjanjian Lama dan dapat berdebat di muka umum dengan gaya yang sangat
meyakinkan (1 Kor. 16:12).
Paulus menulis surat kiriman ini dengan menyebut namanya sendiri
sebanyak dua kali (2 Kor. 1:1; 10:1). Setelah mendirikan jemaat di Korintus
selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan
karena masalah dalam jemaat.[25]
Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan 2 Korintus adalah
sebagai berikut: (1) setelah beberapa kali berhubungan dan surat menyurat yang
awal di antara Paulus dengan jemaat (1 Kor. 1:11; 5:9; 7:1), maka Paulus
menulis surat 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56. (2) Paulus menyeberangi
Laut Aegea menuju Korintus untuk menangani masalah yang berkembang dalam
jemaat. Kunjungan yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat
itu (2 Kor. 2:1-2). (3) setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada
Paulus di efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang
pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk
sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus.[26]
(4) Sebagai tanggapan terdapat laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus
dari Makedonia (akhir tahun 55/56). (5) segera sesudah itu, Paulus mengadakan
perjalanan ke Korintus lagi (2 Kor. 13:1), dan tinggal disitu selama lebih
kurang tiga bulan (Kis. 20:1-3a). dari situ ia menulis Kitab Roma.
Penulis Dan Tahun Penulisan
Penulis
Surat 2 Korintus penulis
adalah Paulus sendiri dan Timotius dengan mengalamatkan surat 2 Korintus kepada
jemaat Allah di Korintus dan semua orang Kudus di seluruh Akhaya.[27]
Surat 2 Korintus adalah salah satu dari ketiga surat (1 & 2 serta Roma) yang menempati posisi
sentral bagian kitab Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[28] Adalah lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk
jemaat di kota Korintus, Yunani. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus.
Melalui surat ini Paulus ingin menerangkan mengapa ia
melakukan perubahan rencana perjalanan ke Korintus.[29] Ia juga menyampaikan pujiannya kepada
jemaat Korintus karena telah mentaati pesan yang disampaikannya pada suratnya
yang pertama. Titus adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk
mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut
dengan baik oleh jemaat di Korintus.[30]
Kemudian Paulus mulai menceritakan hal ihwal yang
mendorongnya menulis surat 2 Korintus ini (2 Kor. 2:12-13). Sebagai rasul
menjadi hamba jemaat atas panggilan Allah sendiri (2 Kor. 4:5-6). Paulus
sendiri tentu saja lemah dan dalam pelayanannya mendapat banyak kesusahan (2
Kor. 4:7-12). Kendatipun Ia merasa kuat dan berani karena Roh Allah (2 Kor.
4:13-14) dan kerjanya sudah membawa banyak hasil juga (2 Kor. 4:5). Tetapi
Paulus dengan penuh harapan menulis surat yang kedua ini untuk jemaat Allah di
Korintus.[31]
Untuk mempertahankan standar moral yang rasul mengharapkan gereja-gereja
menghargai kepemimpinan terhadap satu sama lain (1 Kor. 4:6), sebab ada gangguan serius dalam
ibadah masyarakat (1 Kor. 11:17-22), karena banyak jemaat di Korintus telah diasumsikan atas dasar (1 Kor. 1:12), bahwa gereja dibagi
menjadi faksi saingan, masing-masing mengaku taat pada pemimpin tertentu (Paulus, Apolos, beberapa termasuk Kephas, beberapa juga mengakui bahwa taat pada pimpinan Kristus). Masing-masing
pihak dapat mengklaim keutamaan yang dipilih bahkan secara terbuka banyak pendapat keluar dari jalur pemikiran
Paulus dalam suratnya yang pertama. Sedangkan
Timotius telah dikirim ke Korintus dengan mandat untuk “mengingatkan jemaat Korintus tentang cara hidup di dalam Kristus Yesus (1 Kor. 4:17).”
Tahun
Penulisan
Berdasarkan waktu pertemuan
dengan Titus, kemungkinan besar surat
ini ditulis di Makedonia
pada akhir tahun 56 M. Robinson meyakini penulisannya pada awal tahun 56 M.
Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53, atau tahun 53-56
sehingga untuk memastikan penulisan surat 2 Korintus ditulis pada tahun 55-56
M.[32]
Tanggapan terhadap surat
yang pertama sangat memuaskan. Apolos dan Kefas sudah pindah ke tempat lain,
dan jemaat ini menjadi Kacau karena kekurangan pemimpin. Desas-desus yang
menggelisahkan mengenai dirinya sampai juga ke Efesus oleh karena suatu urusan
usaha. Ia mengumpulkan dana sumbangan
bagi orang-orang miskin di Yerusalem, yang dibawanya serta dalam
perjalanannya yang terakhir ke kota itu (Kish. 24:17), di mana ia berpikir
untuk kembali ke palestina lagi dalam waktu dekat. Mungkin Ia ditulis dalam
musim dingin tahun 55 TM, pada puncak kariernya di Efesus.
Penerima Kitab 2 Korintus
Surat 2 Korintus diterima oleh semua jemaat Allah di Korintus dan
seluruh orang Kudus di Akhaya. Rasul Paulus mengalamatkan surat 2 Korintus
kepada semua jemaat Allah di Korintus dan seluruh orang Kudus di Akhaya dengan
menulis namanya sendiri (dari Rasul Paulus dan dari Timotius). [33]Surat
kanonis terilham yang ditulis rasul Paulus kepada orang-orang Kristen di Yunani
pada abad pertama. Paulus mengidentifikasi dirinya sebagai penulis kedua surat
ini, dengan mengalamatkan surat pertamata Korintus kepada ”sidang jemaat Allah
yang ada di Korintus”, dan surat kedua Korintus kepada ”sidang jemaat Allah
yang ada di Korintus, bersama semua orang kudus yang berada di seluruh Akhaya (1
Kor. 1:1, 2; 2
Kor. 1:1).”[34]
Tujuan Penulisan Kitab 2 Korintus
Yang mengenal hikmat Allah yang lebih tinggi kekuatan Allah yang menjadi
orang-orang bodoh bagi Kristus “yang bodoh dari Allah” itu jauh lebih besar
hikmatnya dari pada hikmat manusia yang tertinggi. Maksud Paulus disini hikmat
yang datang dari Allah jauh lebih tinggi membandingkan hikmat manusia yang
dimiliki dari dunia ini.[35]
Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang Korintus.[36]
(1) pertama, Ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang
tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka; (2) Ia menulis untuk
menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yan terus menerus menolak
wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang
rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap
pemberontakan yang lebih lanjut. Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan
jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang.
Keunikan Surat 2 Korintus
Keunikan surat 2 Korintus yang ditulis oleh Rasul Paulus yang ditujukkan
kepada jemaat Allah yang ada di kota Korintus, surat 2 Korintus ini memiliki
keunikan seperti berikut:
Pertama,
Surat 2 Korintus ini merupakan surat
yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk tentang
dirinya, dibuatnya dengan rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu,
tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.[37]
Kedua, Dilihat isi surat ini paling banyak membahas masalah dalam jemaat. Paulus
menulis surat ini tiada lain untuk memperbaiki keadaan dalam jemaat Korintus.
J. Wesley Brill menggemukakan, bahwa ada delapan kesalahan yang dicatatnya,
yaitu pertengkaran dan perpecahan, ketertiban dalam jemaat, masalah pengadilan,
kehalalan, pernikahan, pemberhalaan, kebangkitan dan masalah kebangkitan.[38]
Ketiga,
Surat 2 Korintus ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal
menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya.[39] Bahkan bapa rohani yang membentuk dirinya.
dalam surat 2 Korintus banyak disebutkan tokoh rohani yang membentuk Paulus
dalam pemberitaan injil bahkan terus memberikan dorongan dalam membimbing
jemaat di Korintus.
Keempat, Perhatian Paulus di sini, menunjukkan dia sangat
bertanggun jawab dalam membangun dan menggembalakan jemaatnya. Paulus menyebut
nama Sostenes, yang kemungkinan adalah kepala rumah ibadat waktu Paulus
memberitakan Injil di Korintus (Kish. 18:17; 1 Kor. 1:1) juga Cloe, sebagai
orang yang memberitakan terjadinya masalah di jemaat Korintus (1 Kor. 1:11);
Apolos yang juga melayani jemaat Korintus (1 Kor. 1:12;16:12); Timotius, anak
rohani Paulus juga ke Korintus untuk mengajarkan jemaat 1 Korintus.
4:17;16:10); Stefanus, Fortunatus, dan Akhaikus juga membantu Paulus dalam
membimbing jemaat Korintus.[40]
Kelima,
Surat 2 Korintus ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai
penderitaan Kristen (2 Kor. 1:3-11; 2 Kor. 4:7-18; 2 Kor.
6:3-10; 2 Kor. 11:23-30; 2 Kor. 12:1-10)
dan mengenai hal memberi secara kristiani (2 Kor. 8-9; 2 Kor. 8:1-9:15). Menjelaskan
lanjutannya dari 1 Korintus menegaskan
kerasulan Paulus yang memiliki hak dan kewajiban dalam pemberitaan Injil.
Paulus menegaskan kepada Jemaat Korintus, bahwa ia dipilih oleh Yesus sebagai
rasul-Nya (1 Kor. 1:1; 9:1-27). Sebagai rasul Kristus, Paulus mau membangun
jemaat Korintus dan memeliharanya, demi untuk memajukan pekerjaan Tuhan di
Korintus.[41]
Keenam,
Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya,
kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan
kemuliaan, menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.[42] Ia
mampu menghadapi pengritiknya di Korintus yang menyatakan bahwa dia sama sekali
bukan rasul yang dipilih Allah dan memukili dia (2 Kor. 11:24,25; Kish. 14:19
dilempari batu sehingga dalam penulisan kedua Korintus menyatakan berapa besar
pertahanan dalam penderitaan.[43]
Struktur Kitab 2 Korintus
Pendahuluan (2 Kor. 1:1-11).[44]
I.
Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia (2 Kor. 1:12-17:16).
II.
Penyangkalan atas Tuduhan Bahwa Ia Berpendirian Tidak Tetap (2 Kor. 1:12-7:16).
·
Pelayanan Terhadap Suatu Perjanjian Baru (2 Kor. 3:1-18).
·
Pelayanan Yang Terbuka dan Dalam Kebenaran (2 Kor. 4:1-6).
·
Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi (2 Kor. 4:7-5:10).
·
Pelayanan Dalam Penyerahan Yang Penuh Belas Kasihan (2 Kor. 5:11-6:10).
C.
Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat Yang Penuh Kasih Sayang Bagi Orang
Kor (2 Kor. 6:11-7:16).
III.
Pengumpulan uang bagi Orang Kristen di Yerusalem yang Membutuhkan
Bantuan (2 Kor 8:1-9:15).
A.
Sifat Kemurahan Hati Kristen (2 Kor 8:1-15).
B.
Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang Itu (2 Kor. 8:16-24)
C.
Imbauan untuk Tanggapan yang Segera (2 Kor. 9:1-5).
D.
Imbauan untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati (2 Kor. 9:6-15)
IV.
Jawaban Paulus kepada Minoritas Jemaat yang Melawan (2 Kor. 10:1-13:10).
A.
Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan (2 Kor. 10:1-18).
·
Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan Diri (2 Kor. 11:1-15).
·
Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut Yudaisme (2 Kor. 12:11-18).
C.
Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan (2 Kor. 12:19-13:10).
·
Kekuatan Terhadap Jemaat Korintus (2 Kor 12:19-21).
·
Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh (2 Kor 13:1-10).
V.
Penutup 2 Kor 13:11-14).[49]
[23] V. C. Pfitzner, Kekuatan Dalam Kelemahan: Ulasan atas surat
2 Korintus (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2011), 1.
[24] Merrill C.
Tenney, New Testament Survey (England:
Eerdmans Publishing Company, 1985), 294.
[25] Donald C. Stamps (Ed.), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan
(Malang: Gandum Mas, 1994), 1916.
[26] Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2013 ), 337.
[27] 2 Korintus 1:1
(TB).
[28] Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus (Bandung: Kalam
Hidup, 2003), 9-10.
[29] Donald C.
Stamps (Ed.), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan
(Malang: Gandum Mas, 1994), 1917.
[30] C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta:
Kanisius, 1984), 242.
[31] Craig S. Keener, 1-2 Corinthians: The New Cambridge Bible
Commentaray (New York: Cambridge
University Press, 2005), 143-144.
[32] Merril C.
Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2013), 366.
[33] 2 Korintus 1:1 (TB).
[34] R. E. Harlow, Second Corinthians Paul and the Church at Corinth (Canada:
Everyday Publications Inc. 1985), 6.
[35] Russel P. Spitter, Pertama dan Kedua Korintus (Jakarta: Gandum Mas, 1977),10.
[36] Donald C. Stamps (Ed.), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 1994), 1917.
[37] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus pertama (Bandung:
Kalam Hidup, 2003), 15.
[38] Ibid., 17.
[39]Russel P. Spittler, Pertama & Kedua Korintus,
(Malang: Gandum Mas, 1977), 110.
[40] Go Sianne, Diktat Kuliah: Introduksi Perjanjian Baru; Matius-Wahyu (Waingapu: Sekolah Tinggi Terpadu, 2006/2007),
23. Belum Dipublikasikan.
[41] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus pertama
(Bandung: Kalam Hidup, 2003),161.
[42] Scott J. Hafermann, Suffering & Ministry In The Spirit;
Paul’s Defende of His Ministry In 2 Corinthians 2:14-3:3 (England: Eerdmans
Publishing Company Grand Rapid, 1980), 98-99.
[43] Russel P. Spittler, Pertama & Kedua Korintus (Malang:
Gandum Mas, 1977), 117-118.
[44] V. C. Pfitzner, Kekuatan dalam Kelemahan :Ulasan atas Surat
2 Korintus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 13.
[45]Evelyn Ashley, “Paul’s Paradigm For Ministry In 2Corinthians: Christ Death And
Resurrection,” (Thesis Ph. D, Murdoch
University, 2006). 53. http://researchrepository.murdoch.edu.au/id/eprint/139/
[46] V. C. Pfitzner, Ulasan atas Surat 2 Korintus; Kekuatan dalam
Kelemahan (Jakarta:BPK Gunung Mulia,
2011), 17.
[47] V. C. Pfitzner, Ulasan atas Surat 2 Korintus; Kekuatan dalam
Kelemahan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 16.
[48] Evelyn Ashley, “Paul’s Paradigm For Ministry In
2Corinthians: Christ Death And Resurrection,”
(Thesis Ph. D, Murdoch University, 2006), 54, diakses 17 Februari 2017.
http://researchrepository.murdoch.edu.au/id/eprint/139/
[49] V. C. Pfitzner, Ulasan atas Surat 2 Korintus; Kekuatan dalam
Kelemahan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar