Selasa, 13 Juni 2017

Tuhan yang berdaulat, Tuhan yang mengubahkan segala sesuatu.



Larius Jaffray Tabuni
Kotbah Tgl. 18 Junni 2017 Makassar
Kampus Sekolah Tinggi Teologia Jaffray Makassar
Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Ebenaezer Makassar
Thema: Tuhan Yang Berdaulat, Tuhan Yang Mengubah Segala Sesuatu
Mazmur 30:11-13; 12:1-9
·         Dengarlah, TUHAN, dan kasihanilah aku, TUHAN, jadilah penolongku!" Maz. 30: 11).
·         Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, (Maz. 30: 12)
·         supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu (Maz. 30: 13).
PENDAHULUAN
Latar Belakang Orang Israel
1.      Orang Israel meratap menandakan mereka ada didalam masalah yang amat besar dan mereka melihat diri mereka bahwa tidak ada jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi atau mereka meratap karena orang-orang yang mereka sayangi meninggal, sehingga mereka merasa putus asa, tidak memilih harapan. Atau meratap karena melihat Dosa mereka buat begitu amat besar sesingga mereka meminta pengampunan agar Tuhan melayakan mereka.
2.      Kain kabung (Blacu/Goni). Orang Israel memakai kain kabung menandakan bahwa mereka tidak bisa diganggu karena mereka ada dalam sebuah masalah, atau mereka berada dalam keadaan kedukaan.
3.      Orang Israel Memakai ikat pinggan sebagai tanda mau pergi berperang untuk melawan musuh-musuh mereka yang gagah perkasa, atau memakai ikat tandanya bahwa ia sedang mengerjakan sebuah pekerjaan dan tidak ada waktu untuk Israhat.
Pendahuluan (Maz. 30:11-13)
Latar Belakang Daud
1.      (Maz. 30:11 “Meratap”) Mazmur Daud meratap oleh karena orang-orang pilihan, pasukan perkasa, orang-orang saleh semua habis lenyap ayat ini mengungkapkan bagimana keadaan yang Daud rasakan yaitu ia meratap oleh karena orang saleh habis lengyap (Maz. 12:2)  namun bagimana ia melihat Tuhan mengubah dia meratap menjadi menari-menari, menari-nari menandakan bahwa Tuhan telah melepaskan dari segala beban yang menindinya. Dan Daud sekarang merasa lega atas perbuatan Tuhan yang amat dahsyat dan luarbiasa didalam hidupnya.
2.      (Maz. 30:12 “Karung Goni”). Daud memakai karun goni (kabung) menunjukkan bahwa Daud sedang berduka atau berada dalam masalah besar di dalam hidupnya oleh karena menindasan terhadap orang-orang lemah dan miskin (Maz. 12:6) terus-menerus terjadi sehingga Daud merasakan kesedihan amat dalam, dalam kesedihan ia melihat bahwa raja-raja yang lahir dari kaum miskin dan lemah terus dimusnahkan oleh karena musuhnya, penindasan demi penindasan sehingga Daud sepanjang hari ada di dalam duka dan penindasan. Oleh karena itu, bagian ini menyanyikan pujian bagi Tuhan, kesedihan dan duka yang amat dalam telah Tuhan mengubahkannya menjadi kegirangan besar bagi Daud karena Daud melihat Tuhan membuka kain kabung yang dia pakai.
3.      (Maz. 30:12 “Ikat Pinggang”) Daud melihat bagimana Tuhan melepaskan ikat pinggangnya, sepanjang hari Daud selalu bersiap-siaga menghadapi musuh-musuhnya, ia memakai ikat pinggang sepanjang waktu. Namun, betapa dashyat dan luar biasa Tuhan melepaskan ikat pinggang yaitu Tuhan memusnakan semua musuh-musuh Daud yang gagah perkasa, sehingga ikat pingggan Daud dilepaskan tandanya bahwa Daud berada dalam kedamaian. Daud memastikan bahwa ia sudah merasa tenang dari semua searngan musuhnya.
Eksposisi
Orang percaya penting belajar dari raja Daud, Daud selalu menyanyikan bagi Allah oleh karena perbuatan-Nya dahsyat dan luarbiasa namun apakah kita tahu pasti keadaan yang semestinya. Orang percaya juga menyadari bahwa Daud dalam masalah, persoalan, himpitan, dalam keadaan duka, sedih. Namun, ia selalu menyanyikan pujian bagi Allah. Oleh karena Daud memastikan bahwa dari semua proses yang dia jalani yang pasti ada rencana Tuhan dibalik pencobaan yang dia alami. Sehingga seluruh proses yang dijalani, salah satu jalan yang ia lakukan ialah ia percayakan semuanya kedalam tangan Tuhan yang membawa kemenangan baginya.
Kalimat tanya
1.      Apa yang bisa lakukan dalam keadaan seperti Daud?
2.      Apa yang respon orang percaya terhadap masalah yang kita hadapi?
3.      Dan apakah percaya bahwa Tuhan akan melakukan perkara yang besar didalam hidupmu.
Transisi
Keadaan-kedaan yang kita alami adalah bagian dari proses Tuhan, proses demi proses membawa kita melihat keagunggang Tuhan didalam hidup dan menikmati berkat Tuhan sepanjang kehidupan kita. Namun, banyak orang tidak mau menikmati proses Tuhan, mereka mengambil langkah untuk menghadapi masalah yang sedang terjadi tetapi pada akhirnya mereka terjebak dalam masalah besar yang membinasakan. Jangan pernah bertanya mengapa hal ini harus terjadi, Joel Osteen Quotes; “rasa sakit adalah bagian dari kehidupan kita semua miliki hal-hal yang tidak kita mengerti, mudah untuk berkecil hati dan berpikir,” Tuhan, mengapa ini terjadi? “Tapi jangan memberi tanda tanya Tuhan menetapkan sebuah periode.”
ilustrasi
Ilustrasi Kunyanyi Halelluya
Pecipta: Wawan lee “Kunyanyi Haleluya”
“Ku nyanyi haleluya, ku nyanyi haleluya, sungguh Kau hebat, ajaib perkasa, perbuatan-Mu (di hidupku)”, begitulah sepenggal lirik lagu Kunyanyi Halelulya. Lagu penyembahan ini membekas banget di telinga dan di hati kita. Apalagi di Indonesia, lagu ini cukup sering dinyanyikan.
Lagu Kunyayi Haleluya mulai populer semenjak dinyanyikan oleh Symphony Worship dari GBI City Tower, Jakarta Pusat. Nada yang enak serta liriknya yang mendalam membuat lagu ini begitu spesial bagi sebagian besar orang percaya. Tetapi tau ngga sih kalau ada kisah mengharukan dibalik terciptanya lagu Kunyanyi Haleluya ini?
Lagu ini ternyata ditulis oleh Wawan Lee, seorang penyanyi rohani yang berdomisili di Singapura . Dalam kesaksiannya, Wawan Lee mengungkapkan bahwa setiap lirik yang ia tulis benar-benar berasal dari kisah hidupnya sendiri. Dulu kehidupan keluarganya benar-benar sulit dan serba kekurangan. Ayahnya harus menjalani perawatan medis akibat sakit jantung yang diderita. Disisilain ia harus menerima kenyataan bahwa keluarga kekasihnya tak merestui hubungannya karena kondisi ekonomi Wawan Lee yang kurang mampu.
Dalam kesaksian berkata bahwa “Yang dia lakukan adalah doa dan doa…sampai sekali waktu, dia bergabung dengan Symphony Worship 2014. Ketika itu dia dalam keadaan stress, walau teman-teman tidak tahu keadaan dia alami
Sesungguhnya, karena dia nggak pernah cerita kepada semua orang,” ungkapnya. Suatu hari, dia seperti mendapatkan ide untuk menulis lagu. Setiap kata yang keluar dari hatinya ia tulis. “Jangan takut, jangan cemas jangan bimbang, percaya kepadaKu.”Lalu aku bangun dari piano, berdiri sambil angkat tangan, tiba-tiba Tuhan kasih nada dan kata-kata: Kunyanyi Haleluya,” terangnya. Ketika Wawan menulis lagu ia membayangkan dirinya tengah berada dalam pertempuran antara Daud dan Goliat. So, dari situlah lagu Kunyanyi Haleluya tercipta.
Setahun kemudian kehidupan Wawan Lee berubah 180 derajat, keadaan ekonomi keluarganya mulai dipulihkan. Bahkan orang tua kekasihnya sudah merestu hubungannya. Dan akhirnya Wawan Lee menikah pada tahun 2015. “Puji Tuhan saya menikah tahun 2015. Semua Tuhan cukupkan, bahkan Tuhan membuat semua indah, Tuhan Yesus luar biasa,” terangnya.
Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa masalah dapat berubah menjadi sebuah karya yang indah. So, besar kecilnya masalah tergantung dari caramu menyikapinya. Yuk, ubah masalahmu menjadi sebuah karya! Tuhan Yesus memberkati.
Pecipta: Horatio Gates Stafford “Selamatlah Jiwaku”
Terciptanya Lagu Karena Musibah
Pada tahun 1870 iman mereka diuji oleh tragedi. Anak laki-laki mereka, yang berumur empat tahun, Horatio Junior, meninggal dunia karena demam berdarah. Tidak hanya sampai di situ saja tragedi yang dialami. Beberapa bulan sebelum kebakaran besar di Chicago tahun 1871, Spafford menginvestasikan modal yang cukup besar untuk usaha real estate di pinggiran danau Michigan, tapi semua investasinya tersapu habis oleh bencana tersebut. Tercatat ada 250 orang meninggal di lalap jago merah tersebut dan 90.000 orang kehilangan tempat tinggal. Meskipun menderita kerugian sangat banyak, mereka menjadi tenaga sukarela membantu proses evakuasi para korban.
Karena ingin menghibur keluarganya sekaligus berpartisipasi dalam program kebangunan rohani D.L.Moody dan Ira D.Sankey di Inggris, maka Spafford merencanakan perjalanan ke Eropa bersama keluarga pada bulan November 1873. Namun karena masih ada urusan pekerjaannya di Chicago, Spafford tidak berangkat bersama dengan keluarganya. Sekali pun demikian ia tetap bahagia karena istri dan keempat anaknya itu pergi bersama-sama dengan orang-orang Kristen lainnya. Ia telah memutuskan akan menyusul menemui mereka kemudian di Perancis. Ia minta kepada istri dan keempat anak perempuannya untuk berangkat lebih dulu dengan kapal SS Ville du Havre. Saat itu Kapal S.S. Ville du Havre adalah sebuah kapal layar samudera milik maskapai pelayaran Perancis, yang merupakan kapal paling mewah yang berlayar dari pelabuhan New York.
Pada tanggal 22 November 1873 pukul 2 dini hari, saat kapal pesiar mewah ini sudah berlayar beberapa hari lamanya di atas laut yang tenang, sebuah kapal besi berbendera Inggris bernama Lochearn menabraknya. Akibatnya dalam waktu dua jam Ville du Havre, salah satu kapal terbesar yang pernah ada pada waktu itu, tenggelam ke dasar samudera Atlantik beserta 226 penumpangnya termasuk keluarga Spafford. Sembilan hari kemudian korban yang selamat dari kapal itu tiba di pulau Cardiff, Wales, Inggris dan di antara mereka terdapat Nyonya Spafford. Dia mengabarkan melalui telegram kepada suaminya dengan dua kata, ‘saved alone’ (hanya aku yang selamat).
Bagaimanakah reaksi Spafford ketika mendengar berita buruk tersebut ? Mengingat peristiwa inii merupakan tragedi yang kedua baginya. Yang pertama, ia baru saja mengalami kerugian usahanya akibat dari kebakaran besar di Chicago. Yang kedua, ia kehilangan keempat anaknya. (Buku Story Behind The Song terbitan Yis Production menjelaskan lengkap berikut foto-fotonya).
Dengan kapal pertama di bulan Desember pada tahun yang sama, Spafford berangkat untuk menyusul istrinya ke Eropa. Di dalam perjalanan itu, kapten dari kapal yang ditumpanginya memanggil Spafford ke dalam kabinnya dan mengatakan bahwa saat itu kapal sedang berada di daerah di mana Ville du Havre tenggelam. Kebetulan malam itu Spafford sangat sulit untuk memejamkan matanya. Di tengah laut tersebut, ia minta kepada kapten kapal yang ditumpanginya untuk berhenti sebentar. Dengan memuji Tuhan, di tengah Samudera Atlantik, saat kesedihan dan kepedihan terasa di dalam hatinya, Spafford menuliskan lima stanza (bait/ayat) lagu yang salah satunya berbunyi : “When peace like a river attendeth my way, When sorrows like sea-bellows roll, Whatever my lot, Thou has taught me to say, ‘It is well, it is well with my soul!’ Begitulah Spafford mendapat        kata-kata lagu ‘It Is Well With My Soul’ yang kini sudah diterjemahkan menjadi ‘Nyamanlah Jiwaku’.
Lirik yang ditulisnya ini merupakan ungkapan perasaannya. Hal itu terlihat dari syair lagu yang didapat di kapal tersebut. Spafford tidak menumpahkan kedukaannya, tapi lebih pada pengampunan yang sudah dilakukan Kristus dan pengharapan akan kedatanganNya yang kedua. Di bait pertama dan kedua masih disebutnya rasa sedihnya dengan kata-kata ‘dan walau derita penuh’ (walau kesusahan menimpaku ‘Whatever my lot’) dan ‘kendati pun susah terus menekan’, tetapi di bait ketiga sudah diserukan ‘dan aku lepas’, dan di bait keempat bahkan ia menunjuk ke masa kedatangan Kristus kelak dan ia mencatat ‘pabila serunai berbunyi gegap, ku seru : S’lamatlah jiwaku!’ Ia tidak mau jiwanya tertindas oleh kesedihan. Secara manusiawi, sulit dipercaya bahwa di tengah-tengah rasa dukanya yang mendalam, Spafford sanggup mengatakan, ‘S’lamatlah jiwaku’ atau yang diterjemahkan sebagai ‘Nyamanlah jiwaku’. Setelah mereka bertemu beberapa minggu kemudian Nyonya Spafford mengatakan bahwa dia tidak sedang kehilangan anak-anaknya, melainkan hanya berpisah untuk beberapa waktu lamanya.
Kisah Imelda Sarina “Proses Melewai Patah Hati”
Dunia seakan runtuh.
Setiap hari selama seminggu Imelda hanya bisa menangis, dan merasa kosong. dia merasa dunia sedang memperoloknya. Dia melewati dengan berdoa penuh tangisan, kekecewaan dan kadang kala kemarahan. Tuhan dimana? Kenapa tidak datang mengangkat masalah yang dia hadapi? Kenapa tidak hadir untuk memulihkan jiwanya?
Pertanyaan itu yang selalu dia naikkan setiap kali berdoa. dia kebal terhadap semua nasihat-nasihat dan kata penghiburan bersifat positif, yang telah terlontarkan dari keluaraga dan sahabat-sahabatnya. Tak satu orang pun dapat menenangkan hatinya. Semua nasihat-nasihat untuk si korban patah hati pada saat itu dianggap angin lalu saja. Dia juga sudah jenuh membaca semua buku motivasi untuk membangkitkan semangat dari keputusasaan dan patah hati.
Nihil. Ini adalah hari-hari gelapnya. Dia berduka. Pada akhirnya dia memutuskan untuk berpuasa selama sebulan. Tujuannya hanya untuk memohon kedamaian dalam hidupnya. Dia tak ingin tersiksa lagi atas hal yang sama sekali tidak bisa dia ubah. dia ingin berdamai dengan diri sendiri. Dia memberanikan diri berpuasa selama sebulan, delapan belas jam perharinya. Seminggu dia berpuasa, sepertinya yang dia lakukan sia-sia. dia tidak makan dan minum selama 18 jam, tapi hatinya tidak pernah tenang. Batinnya  berbisik ini tidak adil. Sedangkan lelaki itu telah menikmati masa-masa bahagianya. Dia tetap tidak bisa menerima kenyataan, dan doanya terus meminta Tuhan mengubahkan hal-hal buruk yang telah terjadi padanya.
Dua minggu dia berpuasa, dia berdoa dan terus membaca ayat-ayat Alkitab yang harusnya bisa meneguhkan, tapi nyatanya tidak. Hatinya terus menangis, berontak, menyimpan kekecewaan terdalam. Sampai akhirnya sesuatu terjadi. Dia meyakini ini salah satu mujizat yang terjadi dalam hidupnya. Tepatnya hari Minggu, dia melakukan kebaktian pertama kali di sebuah gereja, dimana salah seorang temannya telah menjadi jemaat tetap disana. Dia beribadah layaknya orang normal, yang tidak menyimpan luka dan pahit di dada. Setelah ibadah selesai, jemaat di gereja tersebut mengajaknya berkenalan (karena dia baru pertama kali ibadah ke gereja tersebut). Seorang wanita tiba-tiba mengahampirinya. Awalnya hanya perkenalan biasa, tak sampai 5 menit beliau mengajaknya mengambil waktu doa bersama di ruang doa. dia terkejut. Malah sempat takut. Apakah ada yang salah dengan wajahnya? Apakah maksud wanita ini ingin mendoakannya? Batinnya penuh tanya pada saat itu. Wanita itu hanya menjawab, mungkin ini adalah jawaban dari segala doa mu dalam pergumulan mu saat ini. Kamu itu begitu spesial di mata Tuhan. Tuhan begitu mengasihimu, dan tidak melewatkanmu. Wordless dia tak bisa berkata-kata. Air mata tak dapat saya bendung lagi.
“Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”. Mazmur  34:18. Tuhan mempunyai tujuan indah di balik setiap masalah. Rencananya memang melampaui akal manusia. Tuhan tetap melihat hatinya yang hancur, walaupun selama saya berdoa dan berpuasa, saya merasa Tuhan melewatkan saya, karena dia belum merasakan kabar baik saat itu. Dia malah  memaksanya untuk mengubah ‘skenario-Nya’ menjadi cerita yang dia inginkan. Dibalik semua kegelapan yang terlihat oleh mata manusia,puji Tuhan pada hari itu hatinya benar-benar dipulihkan. Tuhan mengangkat bebannya, dan memulihkan jiwanya kembali melalui wanita yang ternyata seorang hamba Tuhan di gereja tersebut.
Dia menuruti ajakannya untuk masuk ke dalam ruang doa. Dia menceritakan semua kisah cinta sampai akhirnya ditinggalkan. Wanita itu benar-benar bisa merasuki rohnya dengan kata-kata “Berikan pengampunan pada lelaki itu, Tuhan sedang bekerja di dalam hidupmu”. Dia mengajaknya untuk berdoa. Berdoa untuk mengampuni diri sendiri dan lelaki yang telah menyakiti dia. Menghilangkan semua kebenciannya pada nya dan pada kenyataan yang telah terjadi Menerima ini sebagai berkat Tuhan, dan menyadari ini sebagai pekerjaan Tuhan untuk mengubah dan memakai hidupnya untuk lebih dekat lagi dengan-Nya.
Dia benar-benar merasakan terang kasih Tuhan atas hidupnya. Dia merasakan Tuhan ada di dalam hatinya. Selama ini, hidupnya memang berjalan dengan baik-baik saja. Dalam arti, dia masih bisa menghadapi masalah-masalahnya, tanpa harus bergumul seperti ini. Tidak ada sesuatu masalah yang terlalu berarti terjadi dalam hidupnya. Namun, kini dia bisa merasakan bagaimana pergumulan itu terjadi. Bagaimana Tuhan menyapanya dan ingin dia untuk tetap setia berkomunikasi dengan-Nya apa pun yang terjadi. Bagaimana dia harus menang melawan ego dunia dan tetap setia berjalan bersama Bapa.
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.” Matius 6:14, dia mengampuni lelaki itu dalam doa. Dia mengampuni dirinya sendiri dan mengampuni semua hal yang telah terjadi. dia mengikhlaskan dia menjalani hidup dengan wanita lain. Tuhan telah menyelamatkan jiwanya. Tuhan telah mengajarinya bagaimana cara mengampuni dengan benar. Bagaimana untuk tidak menyimpan penyakit hati itu sebelum menjadi kronis. Kelegaan yang dia rasakan setelah itu. Siapa pun kamu, apa pekerjaan dan jabatan kamu pasti tidak akan terlepas dari masalah selama masih hidup di dunia ini. Menyadari hidup tidak terlepas dari masalah, carilah damai sejahtera yang sejati. Hanya bersama Tuhan kita dapat menemukan damai sejahtera yang sejati. Hanya berjalan dalam lindungan Allah, kita dapat  menang melawan segala masalah dan peperangan rohani yang berganti dengan kelegaan dan kedamaian di hati.
Ini adalah pergumulan paling terdalam dalam sejarah hidupnya. Pengalaman ini berani dia bagikan untuk umum agar siapa pun di luar sana yang sedang patah hati, merasa ditinggalkan, tertolak, atau sedang berada dalam pergumulan, tidak merasa sendiri. dia telah melewati masa-masa itu. Tetaplah setia dan berharap pada Allah Bapa, yang tidak pernah meninggalkan dan mengecewakan kita. Sadari semua yang terjadi di dunia ini adalah pekerjaan Tuhan sebagai proses kedewasaan rohani.  Dalam hal ini dia diajarkan mengampuni. Tuhan benar-benar membuatnya belajar. Ketika dia ditinggalkan dan patah hati, disitu dia  belajar mencari hadirat Tuhan sesungguhnya. dia bersyukur untuk semua rancangan Tuhan yang indah ini.
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. Lukas 22: 42. Doa bukanlah sugesti positif yang kita ucapkan agar semua baik-baik saja. Doa bukan memaksakan kehendak kita atas Tuhan. Doa adalah menerima segala kehendak Bapa, baik itu manis maupun pahit, dan benar-benar membiarkan Tuhan berdaulat atas hidup kita. Tanpa keluh kesah, dan tetap setia walaupun badai hidup semakin kencang menerpa. Tuhan melihat hati. Tidak ada masalah yang datang dalam hidup kita tanpa seizin Tuhan. Tuhan ingin mebentuk karakter kita untuk dewasa rohani, bukan menjadi bayi rohani yang rapuh dan terus merengek, menangis jika keadaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tuhan ingin kita berjuang sampai akhir. Berjuang untuk iman, agar tidak menjadi sama dengan dunia..
Yesus telah belajar menjadi taat terhadap kehendak Bapa di surga walaupun begitu sakitnya derita yang ditanggung, dan dijadikan sempurna melalui penderitaan-Nya. Yesus tetap memberikan pengampunan dan mengasihi semua orang yang membenci-Nya. Hal mengikut Yesus sebenarnya adalah bagaimana tetap cinta dan setia kepada Yesus di tengah-tengah pergumulan hidup. Teladan mengikut Yesus janganlah hanya kita jadikan sebagai wacana. Mari, kita aplikasikan secara nyata karakter Yesus tersebut  dalam kehidupan kita, dengan menjadi pribadi yang siap dibentuk. Semuanya yang dalam rencana Tuhan saya percaya itu semua untuk mendatangkan kebaikan.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah Turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28
Aplikasi
Kehidupan itu seperti “Bola” terkadang terpojok, terkadang jalan tengah-tengah, terkadang jalan menyamping tetapi alangkah baiknya kita mempercayakan semua yang kiah yang kita lewati, semuanya bagian dari proses Tuhan yang membawa kita lebih dekat kepada-Nya.

Kesimpulan
1.      Jemaat Tuhan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap situasi
2.      Jemaat Belajar mengucap syukur disetiap moment yang kau buat, membawamu lebih dekat dengan Tuhan.
3.      Jemaat Tuhan, menyadari bahwa pengalaman demi pengalaman rupa Kristus semakin nampak dalam kehidupan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar